Batas Antara Lautan
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
Dia membiarkan dua lautan mengalir yang
keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak
dilampaui oleh masing-masing. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang
kamu dustakan? Dari keduanya keluar mutiara dan marjan. Maka nikmat
Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS, Ar-Rahman 19-23)
Para ahli kelautan, setelah melalui kemajuan ilmu pengetahuan, telah dapat menyingkap adanya batas antara lautan.
Mereka menemukan bahwa ada pemisah antara setiap lautan, pemisah itu
bergerak di antara dua lautan dan dinamakan dengan front (jabhah)
dianalogikan dengan front yang memisahkan antara dua pasukan. Dengan
adanya pemisah ini setiap lautan memelihara karakteristiknya sehingga
sesuai dengan makhluk hidup yang tinggal di lingkungan itu.
Meskipun ada pemisah ini, dua lautan tetap bisa bercampur secara
lambat yang membuat jumlah air laut yang menyeberang dari laut satu ke
laut yang lain mendapatkan karakteristik lautan tempat air itu menuju,
melalui pemisah yang bekerja mengaduk air yang lewat dari laut ke laut
yang lain. Dengan demikian setiap lautan tetap memelihara
karakteristiknya.
Banyak tahapan yang telah dilalui ilmu pengetahuan manusia untuk
mengetahui sifat-sifat air laut, di antaranya tentang batas-batas laut.
Pada tahun 1873M/1283H para ilmuwan dari tim peneliti Inggris, dalam ekspedisi laut Challenger, menemukan adanya perbedaan di antara sampel-sampel air laut yang diambil dari berbagai lautan. Dari situ manusia mengetahui bahwa air laut berbeda-beda kondisinya satu dengan yang lain, dalam hal kadar garam, temperatur, berat jenis, dan jenis biota lautnya.
Pada tahun 1873M/1283H para ilmuwan dari tim peneliti Inggris, dalam ekspedisi laut Challenger, menemukan adanya perbedaan di antara sampel-sampel air laut yang diambil dari berbagai lautan. Dari situ manusia mengetahui bahwa air laut berbeda-beda kondisinya satu dengan yang lain, dalam hal kadar garam, temperatur, berat jenis, dan jenis biota lautnya.
Penemuan hal ini dihasilkan setelah menyelesaikan pelayaran ilmiyah
selama tiga tahun, mengarungi seluruh lautan di bumi. Ekspedisi ini
mengumpulkan informasi-informasi dari 362 pos yang diperuntukkan untuk
menyelidiki karakteristik lautan-lautan. Laporan perjalanan tersebut
memenuhi 29.000 halaman dalam 50 jilid, yang penyusunannya memakan waktu
23 tahun. Di tambah lagi bahwa ekspedisi tersebut adalah salah satu
penemuan ilmiah yang besar karena telah memperlihat kedangkalan
pengetahuan manusia sebelumnya tentang lautan.
Setelah tahun 1933 diadakan ekspedisi ilmiah Amerika di Teluk
Meksiko. Disebar ratusan pos-pos lautan untuk mempelajari karakteristik
lautan. Ditemukan bahwa sejumlah besar dari pos-pos tersebut memberikan
informasi yang seragam tentang karakteristik air di wilayah itu, dalam
hal kadar garam, berat jenis, suhu, biota laut, dan kemampuan melarutkan
oksigen. Di sisi lain pos-pos yang lain memberikan informasi seragam
yang lain tentang wilayah lain. Sehingga ahli kelautan berkesimpulan
tentang adanya dua laut yang berbeda sifatnya, tidak sekedar perbedaan
sampel seperti yang ditemukan pada ekspedisi Challenger.
Melalui ratusan ”stasiun” laut yang dibuat untuk mempelajari
karakteristik lautan, para ilmuwan menyimpulkan bahwa perbedaan karakter
tersebut mendeterminasi satu lautan dengan yang lainnya. Akan tetapi
mengapa lautan-lautan tersebut tidak bercampur dan lalu menjadi seragam
padahal pengaruh kekuatan surut dan pasang terus menggerakkan air laut
dua kali sehari, menjadikan air laut selalu datang dan pergi, bercampur
dan bergolak? Ditambah faktor-faktor lain yang membuat air laut selalu
bergerak dan bergolak seperti gelombang permukaan, gelombang bawah, arus
air dan lautan.
Pertama kali muncul jawaban itu di lembaran buku-buku ilmiah pada tahun 1942M / 1361H. Studi yang mendalam tentang karakteristik lautan menyingkap adanya lapisan-lapisan air pembatas yang memisahkan antara lautan-lautan yang berbeda-beda, dan berfungsi memelihara karakteristik khas setiap lautan dalam hal kadar berat jenis, kadar garam, biota laut, suhu, dan kemampuan melarutkan oksigen.
Pertama kali muncul jawaban itu di lembaran buku-buku ilmiah pada tahun 1942M / 1361H. Studi yang mendalam tentang karakteristik lautan menyingkap adanya lapisan-lapisan air pembatas yang memisahkan antara lautan-lautan yang berbeda-beda, dan berfungsi memelihara karakteristik khas setiap lautan dalam hal kadar berat jenis, kadar garam, biota laut, suhu, dan kemampuan melarutkan oksigen.
Setelah tahun 1962 diketahui fungsi batas-batas laut tersebut dalam
”mengolah” aliran air laut yang menyeberang dari satu laut ke laut yang
lain sehingga laut yang satu tidak melampaui. laut yang lain. Dengan
demikian lautan-lautan tersebut tidak bercampur aduk karena setiap
lautan menjaga karakteristiknya masing-masing dan batas-batas wilayahnya
karena adanya pembatas-pembatas tersebut.
Skema di bawah menjelaskan batas-batas air Laut Tengah Mediterania
yang hangat dan berkadar garam tinggi ketika memasuki Samudra Atlantik
yang dingin dan memiliki kadar garam lebih rendah.
Pemisah antara air Laut Tengah dan air Samudra Atlantik. Tampak
perbedaan pemisah (front) dari kedua lautan dalam hal kadar garam
dijelaskan dengan garis, angka dan warna.
Dan akhirnya manusia dapat memotret pembatas-pembatas tersebut dengan
teknologi foto inframerah menggunakan satelit di mana terlihat bahwa
lautan yang tampaknya satu kesatuan ternyata memiliki benyak perbedaan
di antara bagian-bagian air di berbagai lautan. Tampak perbedaan warna
sesuai dengan perbedaan temperatur.
Dalam riset lapangan untuk membandingkan antara air Teluk Oman dan
air Teluk Persia menggunakan angka, perhitungan dan analisis kimiawi,
tampak perbedaan yang nyata antara keduanya segi kimiawi dan tumbuhan
yang dominant serta tampak ada pembatas yang jelas antara keduanya.
(lihat hal 77 buku yang asli)
Penemuan adanya batas antar lautan telah memakan waktu sekitar
seratus tahun dengan melalui studi dan riset yang panjang, bergabung di
dalamnya ratusan peneliti, digunakan berbagai macam peralatan dan
perangkat yang riset ilmiah yang canggih.
Akan tetapi al-Qur’an al-Karim telah menjelaskan hal ini 14 abad yang lalu. Allah berkata:
Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya Kemudian bertemu,(19)
Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.(20)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?(21)
Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.(22) (QS ar-Rahman: 19-22)
Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.(20)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?(21)
Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.(22) (QS ar-Rahman: 19-22)
Allah juga berfirman:
”…dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut…” (QS an-Naml: 61)
No comments:
Post a Comment